Lilypie Kids birthday Ticker

Life is Beautiful

Tuesday, June 14, 2011

Family visit [jalan2 ke Otanaha, Caramba Paguat, Torosiaje]

Masih di bulan April, setelah ultahku, kakak perempuanku yg tinggal di Cimanggis-Cibubur bikin kejutan buat anak2nya, kejutan jg buat kami, yakni berlibur ke Gorontalo ! Lebih terkejut lg, my Mom juga ngikut...hehe, gimana ngga, di usianya yg ke-72 tuh ibuku udh lebih sering di rumah 99%, kalo jalan2pun pake kursi roda biar ga capai.
Kami sih seneng betul, terutama Rafi.mengobati kerinduan 3 bulan ga ketemu sodara2nya. Hari itu aku masak 4 menu (jarang2, ahayy), yakni cumi goreng tepung kesukaan ponakan, sup kimlo, sambel goreng kentang-udang (my mom fave) en orek tempe kering. Tugas menjemput ke bandara suamiku, eh malah dimandatkan ke sopir karena ada panggilan meeting. Maap yaaa... :)
Aku nunggu di rumah aja, n Rafi blm pulang sekolah. Sesampainya di rumah, alhamdulillah bgt kata my Mom, udah sepuh gini sampe juga ke Gorontalo dgn selamat :)
Sore itu kami langsung city tour setelah makan siang, ke benteng Otanaha, peninggalan Jepang. Aku n rafi jg baru pertama ke situ. Lokasinya di daerah Batudaa (batu besar), disitu mmg banyak batu besar di pinggir jalan. Benteng ini terletak di atas bukit, view kota Gorontalo nampak asri sekali. Terlihat danau Limboto, yang mengering karena pendangkalan sangat luas sekali :(

Rafi - Fadli - Daffa @ Otanaha

Daffa @ Otanaha

Sambil berbekal pisang goreng ama sambal roa (disini pisang goreng dimakan pake sambal rica n ikan roa), my Mom duduk2 ditemani my hubby. Sedangkan kami ber5 asyik meng-eksplore, alias poto2...Object wisata bentteng ini cukup bersih, namun tidak ramai, pengunjungnya pun cuma kita...a chalenge for dinas pariwisatanya nih...mungkin aja kalo disediain teropong2 jaman penjajahan akan menarik ya..hehehe.
Pulang dari sana, krucils maen sepeda ama geng Rafi disini..yang lucunya mereka semua beda kelas setahun :D

Pagi harinya kami siap2 packing, menuju perjalanan ke luar kota, keman alagi kalau bukan desa di atas laut, Torosiaje, yg sudah membius kami..hihi
Brekfes pagi itu nasi kuning Djawasir, kesukaan Rafi. Nasi kuningnya penuh dengan abon ikan tuna, dan balado kentang yg ga terlalu pedes. Sekitar jam 8.30 kami berangkat. Tujuan pertama untuk transit makan siang adalah di Caramba pantai Paguat, kurang lebih 4 jam perjalanan. Di Caramba itu, kami mancing sendiri ikannya, trus minta dibakarkan. Syedaaap. Sebenernya di Caramba ini juga bisa menginap, karena terseda homestay. Pemandangannya juga superrrr cantik. Lihatlah..lihatlah ...

Very pretty Paguat Beach

Anak2 kesenengan mancing ya iyalah namanya jg caramba, tinggal masukin kail lsg dapet....masing2 satu, en tambah lagi 1..jadi ada 4 ikan yg lumayan besar..yg minta dimasakin 2 aja, takut berlebih. Yg 2 lagi kami bungkus untuk oleh2 teman kantor papa yg di Marisa.

mancing ikan bobara alias ikan kue

Lahap makan hasil pancingan sendiri

We are @ Caramba Paguat
Out of expectation
Perjalanan ke Torosiaje agak terhambat, ban mobil kami bocor :( Duh, mana ban cadangan pun bocor pula...kasihan Papa, the only man-yg lain boy n wanita kan-. Cukuplama nampaknya papa nyari tukang tambal ban, untung ada bentor, becak motor khas Gorontalo. Kamipun nebeng di rumah penduduk, anak2 main ampe bosen..hihi.
Alhamdulillah kami bisa lanjutkan perjalanan, meskipun sampai di pintu gerbang Torosiaje sudah malam, gelap sekali. Untungnya sejuta bintang menemani kami malam itu. Meskipun kami tau hati ibuku sudah menciut karena jalanan yg harus ditempuh cukup panjang, ditambah perjalanan dengan perahu pula.Maaf ya Mom...
Buat kami bertiga sih pengalaman baru karena waktu itu kami sampai matahari masih terang, dan ini ditemani bintang dan suara jengkerik. Malam itu hampir sebagian besar kami dalam kegelapan, karena generatornya mati-hidup-mati..ihiks...kami emmang agak kesel sama pak Jack, ga seperti sebelumnya. Tapi kakakku bilang, ini kan di luar kuasa kami, tapi ya tetep aja sedih.
Yg bikin tambah sedih, esok paginya pun pak Jack telat menjemput kami yg mau berangkat snorkling...tukang perahunya ga bisa antar (kan ada yg lain..ggrrrhhgh),ditmbah harus isi bahan bakar sejam-an (yg harusnya udh diprepare). Akhirnya jam 9.30an kami baru jalan, dan tidak bisa ke pulau indah Torosiaje Didiki seperti minggu sebelumnya kami kesana. Pantai yg kami datangi ini tidak berpasir putih, airnya tidak bening. Anak2 sih tetep berenang, kakakku pun belajar snorkling. Tapi aku minta untuk langsung aja ke pulau karang/atol.

Di pulau karang di tengah lautan ini aku baru tersenyum, hehe. Anak2 en suamiku juga langsung nyebur, dgn pelampung tentunya..kakakku yg semula ragu n hanya poto2 kami, akhirnya nyemplung juga. Dan accident-pun terjadi...lengan atas kanan kakkku lepas dari engselnya..hiks2..ngga kebayang, kami di tengah lautan, hanya ada 2 pria dewasa yang semua ada di dalm air, kecuali ibuku yg sudah sepuh di atas perahu. Masya Allah, aku pengen nangis sekali waktu liat kakakku susah payah untuk bisa naik ke atas perahu. Kami memutuskan untuk langsung check out dan mengantar kakakku untuk pijat di kampung, sesuai anjuran pak jack. Di tempat tukang pijit itu aku terus nangis n komat kamit, tapi lengan kakakku blm bs masuk kembali ke engselnya. Ini memang bukan pertama kalinya, setelah pernah jatuh di kamar mandi sempat beberapa kali terulang.
Syukur alhamdulillah doa kami sepanjang perjalanan menuju kota Gorontalo, didengar Allah..sesampainya di RSUD Gorontalo, lengan kakakku sudah kembali normal. Suamiku super kawatir..jadi esoknya ketika mereka kembali ke Jakarta, aku pun berada di penerabangan Garuda bersama. Sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan...dan akupun bisa jalan2 ke Jakarta :)